Dec 5, 2012

belum terpejam

aku terasing
masih menyendiri

aku terjaga
dan kembali menutup diri

ketika semua orang mengatur nafas
tenggelam ke dalam kisah angan-angannya
ketika mata mereka menatap gelap pekat
dan gemintang melawan sinar rembulan

sedang aku di sini
hanya bisa tersenyum
sekalipun di dalamnya menyimpan pahit
miris sekali
hanya bisa merenung
membayangkan lawan kejadian ini

aku mencoba memejam
menghapus semua rasa bimbang
yang menyapa kala aku dipenuhi hasrat
keinginan yang memuncak
namun memilih berjalan beriringan
dengan rasa takut yang menghantuiku

angin semakin menusuk rusukku dengan tawanya
menari-menari tak mengerti
dingin mematahi tulangku
meski perlahan, tapi sakit
bahkan darah tak mampu menyelimutiku
hangatnya menguap pergi entah ke mana

dan dalam gulita ini
apakah kau dengar deru nafasku?
apakah kau lihat kilat mataku?

sadarlah, ku mohon!
sadarlah, aku masih terbangun
aku terperangkap
masih terdiam, belum terpejam...

Nov 29, 2012

senja

senja...
warna kepedihan
dan kurasakan penyiksaan

senja...
warna keraguan
dimana terbalut sengsara

senja...
memayungi hamparan
beradu warna dengan lautan

senja itu mentari..
mentari yang berkilaukan jingga
jingga yang menyimpan elegi
memendam semua dan kemudian meredam

senja yang menyepi
senja yang menyendiri
senja 'kan segera berlalu
hilang tertelan gelap malam

senja...
entah berapa kali lagi aku harus melihatnya
berapa lama waktu yang ku buang
hanya 'tuk memandangi warna menyedihkan ini

bawa aku pergi
aku ingin pergi
menghapus memoriku
akan mentari senja

senja...
yang melumuri dunia dengan jingga kebiruannya
yang menyengat planet biru dengan merah api
merah yang menyelimuti kepedihan tiap insannya...

Nov 23, 2012

masa lalu

kisah demi kisah yang t'lah usai
bergulir kembali tiada henti
membawaku pada waktu yang telah berlalu

mengenang
mengingat
menggambarkan segala yang pernah tejadi
sejak awal kita bersua
hingga terciptanya kata perpisahan

semua gambar yang kita goreskan
pada kanvas putih yang masih polos
berubah menjadi cerita penuh warna

matanya berbicara
melalui bahasanya sendiri
menyampaikan segala kenangan
memori yang tak terlepas dari hidupku

sekalipun langkah kita telah jauh
dan tak lagi pada jalur yang sejalan
perjalanan selama itu sudah terkemas

membuatku menitikkan air mata
mengulum senyum yang penuh kebahagiaan
kerinduan hadir menyelimutiku
setiap aku melihat kembali kisah itu

lensa telah memotret
gelak tawa dan haru biru
yang selama ini kita tuangkan
dan semua itu telah dirajut
menjadi cerita, kisah, kenangan

membuatku ingin kembali pada masa itu
masa-masa penuh canda tawa kebersamaan
bersama mereka semua, sahabatku

Nov 14, 2012

buah tanganku

kepedihan itu...

aku yang menyulamnya
benang demi benang
tanpa pernah terputus

kepedihan itu...

aku yang melukiskannya
dengan sketsa kekelaman
dengan warna kelabu yang pudar

namun mengapa?
masih saja aku mengayuh
menyebrangi sungai penuh derita
melangkah tiada henti

padahal, aku tahu
kepedihan itu...
semakin mengikis arti kata percaya

air mata sudah berlinang
tetapi, terus saja ku hapus dan ku seka
dengan tersenyum 'tuk menutup luka
walau hati masih meringis kesepian

buta, semua menjadi tak nyata
tuli, semua menjadi tak bergema
bodoh, semua menjadi tak masuk akal

mungkin itu aku
sampai-sampai
kisah kepedihan itu...
ciptaan garis tanganku sendiri

published : Nov, 11 2012

bertahan

kadang bertahan itu menyakitkan...
kadang bertahan itu luka...
pedih, menyeruak dari lubuk hati terdalam
bahkan suaraku tenggelam di dalamnya

membisu, hingga hati berdusta lagi
menangis, hingga tiada henti mengalir
menuruni lekuk wajah yang dirundung duka
menyusurinya bersama hening

aku hanya diam.. tak mampu bertindak
aku menjadi pasif.. tak mampu mengungkap

sakit ini terus menggema
membuatku menjadi tuli akan teriaknya..
lagi lagi aku melangkah mundur..
membiarkan diri hanyut
terbawa pergi oleh arusnya dalam luka

published with should i hold on?

pentas nyata

drama penuh kisah berbelit
digeluti pikiran... perasaan...
membakar emosi dalam jiwa
menutup air wajah dengan senyum palsu

jalan yang penuh liku

terang yang bersembunyi dalam pekat
problema menghujam tiada henti
perih? tentu saja
jera? belum

melangkah, meski harus terseret

menatap, meski harus buta
mengejar asa, menggapai mimpi
bermain peran sekeras baja

picik atau mungkin licik?

bersembunyi dalam selimut
menusuk tajam dengan kata-kata
kisah kita sama..hanya cerita yang berbeda
musuh kita sama..tapi derita tak sejalan

akankah ini ada pada akhirnya?

perlukah tirai itu tertutup...
dan sorot lampu terpejam?
bersama dengan perpisahan
kata bahagia... atau penuh duka nestapa?

kita hanya boneka, bergerak menjalani takdir

namun kita jugalah yang bermain..
tanpa tahu cerita yang kita jalani
mungkinkah kita kan terus melangkah bersama nasib?

pentas bergelar di atas panggung dunia

tak pernah semu.. tak pernah palsu
hanya saja, tak tampak Dia yang mengatur
berada di atas langit dalam pantauanNya

penghargaan apa yang kita dapat akan penampilan ini?

pantaskah?
tapi semuanya kan kita bayar nanti...
atas pentas nyata ini
inikah yang disebut...HIDUP?

published : Sept, 25 2012

seumbar senyum

aku ingin gelap
aku ingin pekat
biarkan aku menjadi buta

tak lagi ingin ku lihat mata itu
tak lagi ingin ku lihat tatapan itu
ya..aku tahu sorotnya
penuh dengan cerita, bersembunyi
penuh dengan luka, emosi yang terpendam

dia, dia, dia!
mereka punya kisah yang sama
membuatnya berdiri di balik tirai
siap berperan di bawah sorot lampu bercahaya

tapi aku?
aku tidak ingin seperti mereka
berdusta, menitikkan luka lebih lagi
terus menerus, terselubung kepedihan

yang kualami tak jauh lebih mengerikan
dari apa yang mereka jalani
itu yang membuatku mengenalnya
yang nyata dan yang palsu

aku berharap
seorang saja yang bisa berjanji
satu hal saja yang mampu menemani
di suatu waktu, hingga
seumbar senyum kan terlukis di wajahku

published : Sept, 3 2012

skeptis

menyukaimu sama dengan menyiksa
bahkan untuk mengakuinya saja..
serasa membunuhku perlahan

tapi aku tak ingin terperangkap..
dalam ketidakpastian
tak ingin diselubungi rasa curiga..
terlalu lama

hanya menunggu waktu menjawab
sama dengan sia-sia..
membiarkannya mengalir seperti sungai
hanya akan selamanya ambigu..

dan apabila aku berdiam terlalu lama..
diterpa keraguan yang menyelimuti..
aku akan mendingin
hingga hilang perasaan itu..
hingga hilang harapan pada bintang..
yang cahayanya sudah tampak
menunggu...
menunggu aku menyadari silaunya
yang mengganggu mataku
mengusik mimpiku sejak awal

ego harus aku hilangkan
menjalarkannya ke bawah..
sekalipun harus ada darah yang mengalir..
setidaknya itu kan menjadi luka terakhir
atas perasaan yang ada selama ini

published : Jun, 28 2012

...

aku berdiam diri
menunggu dan menanti
dalam sepi
dalam diam

aku tertunduk
meratapi langkah kakiku
yang tak kunjung henti
berjalan tanpa arah
menyusuri ruang dan waktu

andai kamu tau
apa yang kini hadir dalam pikirku
memenuhi relung hatiku
dan menjebakku ke dalam dekapan
dekapan yang samar

rasa ini pernah ada
dan kini kembali singgah
di dalam memori yang tertinggal
mengiringi namun menghantui

aku takut
aku tak lagi ingin merasakan...
kecewa yang sama
sedih dan tangis yang sama
sepi dan senyum palsu yang sama

keyakinan? apa benar itu ada?
kepastian? tak kunjung ku dapatkan

mengertikah kamu?
bahwa aku masih menunggu
bahwa aku masih berharap
dan masih menantikan satu hal
kepastian dari mulut mu sendiri
tentang kita, tentang perasaan ini

walau aku menjalaninya
bukan berarti aku tidak diselimuti keraguan
mampukah kamu membawa pergi rasa itu?
menghapus tangis dan sepi
menghilangkan ketidakpastian
yang masih saja membungkus rapat ingatanku
tentang kamu
tentang dirimu yang dulu...

published : May, 20 2012

harapan kekosongan

semua seakan terbang lepas
jauh dan melambaikan tangannya
apa maksudnya?
dan ku sadari, ia akan pergi

berlalu beriringan dengan waktu
melawan relung-relung sepi
yang terdesak kepedihan
merasuki jiwa-jiwa sendu
yang tersamar dengan luka

bintang jatuh hanyalah khayalan
angka kembar hanyalah bualan
selama hati terus berkata
bisikan harapan akan datang menghantui

tapi siapa yang menyangka
bahwa senyum terukir
dengan darah penuh derita
dan siapa yang mengerti
bahwa tawa yang bersenandung
adalah dentingan kekelaman

harapan, impian, angan...
semua adalah perusak
pencipta segala rasa penuh duka
akar dari segalanya
yang kini ku kenal
sebagai rasa tersakiti

dan sekali lagi ku sadari...
harapan itu, apakah hanya palsu...?

published : May, 3 2012

sepi hati

di bawah sendu aku merenung
di atas sepi aku berdiam
menjauhi keramaian
menciptakan keheningan

saat terbangun aku hanya menatap
menatap dengan nanar
menghapus pandangan penuh khayalan

saat terlelap aku terusik
berusaha melawan mimpi
berterbangan di dalam alam bawah sadar

semua terasa ganjil
segalanya memang asing
bagiku, dirinya, adalah seumbar warna kelabu
merasuki jiwa dan menghalau pandanganku

ingin ku tangkap satu kepastian di matanya
ingin ku hapus segala keraguan di hatiku
bodoh, mempercayainya adalah kebodohan
bodoh, mengharapkannya adalah janji palsu

ke manakah kisah ini akan berujung
beranjak menemui akhir
dan terus berjalan diiringi waktu tak kenal henti

ke manakah harus aku bawa harapan ini
semua yang masih tersisa dalam relungku
masih membekas dan tak bisa hilang

tapi satu yang ku percaya
ini cinta, dan...
dalam cinta semua penuh dengan rasa
dalam rasa semua diselimuti emosi
yang pasti hanyalah ketidakpastian itu
yang utuh hanyalah rasa yang tertutup rapat
dan harapan yang akan terus menyentuh

berikan aku senyum penuh ketenangan itu
dan aku akan terus ada di sampingmu
meski semua membawa luka
meski segalanya mengisakan tangis

berikan aku rasa yang ku kenal itu
memelukku ke dalam genggamanmu
merengkuhku bersama jiwamu

dan sekali lagi
kesepianku karena kamu
dan karena kamu aku mengenal cinta

published : Apr, 9 2012

bersembunyi di balik hujan

gemericik air beradu tanah
tetesnya membahasi relung-relung hampa
menggenang dalam sisi-sisi sepi

aku terduduk sendiri
menyelami pikiran ku dan merenung
mencoba menerka sisi gelap yang tak tergapai
memandangi kaca yang dibasahi hujan
terdengar deras melawan bising

ku menatap langit kelabu
diiringi dentingan dawai yang kupetik
melantunkan melodi sedih
melahirkan elegi jiwa

gelap, semuanya menjadi kabur
kapas putih mengisakan tangis
membasahi dunia yang tak mampu menenangkannya
aku hanya berharap dirinya tak mengeluarkan amarah
membuat getir dan diselimuti ketakutan
meninggalkan ku dengan perasaan ingin pergi
menjauhkan keramaian

di samping kaca jendela kelam
hujan menyapa dan mengalirinya
menjadikan tangisku bersembunyi
disela-selaa ruang tak kasat mata
menyudut dan menepi
menghilang dan bersembunyi

aku terluka, aku akui itu
aku menangis dan aku menghindari
gelak tawa palsu
masih kumainkan harmoni kepedihan
yang membisukan tanya mereka
yang menyamarkan kegalauanku
yang menenangkan relung-relung hati

dan kini aku tenggelam ke dalam duka
terlarut dalam rasa kehilangan
mencoba melepas rasa penat
dan menghapus warna pekat

berpayung dengan senyum
berlindung dengan nada
mengalunkan musik lembut
membawaku ke alam mimpi
dan kurasakan air mata mengikuti lekuk wajahku
menetes dan beradu dengan hujan

published : Mar, 18 2012

sesederhana itu, cinta

cinta itu buta
cinta itu bisu
tanpa kau sadari, ia hadir
tanpa kau harapkan, ia datang

cinta mendekat dan sesaat menghilang
cinta menemani dan seketika pergi

cinta itu dusta
cinta itu luka
yang membuatmu terperangkap
di dalam dekapannya

tak selamanya cinta itu memiliki
tak selamanya cinta itu bahagia
tak selamanya cinta itu indah
tak selamanya cinta itu tulus

aku merasakannya... dan terbawa dalam arusnya
penuh liku dan terhalang
jatuh tuk kesekian kali
namun, terus saja ku jalani

bodoh
sungguh bodoh
masih sajakah aku percaya pada cinta?
pada perasaan sayang itu?
dan arti kata kesetiaan?

yaa, aku masih percaya
karena cinta itu hidup
karena cinta itu gelora
yang berjalan bersama dalam tiap langkah mu
dan membawa mu ke dunia penuh misteri

published : Mar, 12 2012