Mar 18, 2013

seuntai tanya tanpa sebuah jawaban


kadang aku bertanya mengapa. yang entah ada jawabnya atau tidak.

mengapa aku menyukaimu?
mengapa pula aku mencintaimu?

mengapa aku ada untuk kamu?
mengapa pula aku selalu kembali untuk kamu?

mengapa aku percaya padamu? padahal ini sulit untukmu, untukku.
mengapa pula aku masih memaafkanmu? padahal ini hal yang sungguh memilukan.

mengapa aku yang menderita?
ketika yang sebenarnya sedang memendam luka adalah kamu.
mengapa aku merindumu?
ketika aku duduk rapat, tepat di sisi tubuhmu yang lain.

mengapa aku merasa tenang?
oleh sedekap saja hangat pelukmu. erat. tak ingin lepas.
mengapa aku tersenyum?
oleh ingatanku yang tak pernah hilang tentang kamu. indah. tak ingin lupa.

mengapa aku menangis, bersembunyi?
walau sebenarnya aku ingin kamu tahu sakit hatiku. menyadarinya mungkin cukup.
mengapa aku mengatakan 'pulanglah, pergilah'?
walau sebenarnya aku ingin kamu tinggal. setidaknya berdiam sebentar lagi.

mengapa aku menuliskan rasa yang ada, untukmu? kala aku diterpa rasa bosan.
mengapa aku mengukirkan tiada henti, namamu? kala aku merenung, sendiri. sepi.

mengapa semua itu tentang kamu?
mengapa semua itu tentang aku yang memuja seorang kamu?
mengapa pula, lagi-lagi soal kamu?
mengapa harus, mengenai seorang kamu?

mengapa kamu?

tanya itu.
seperti tanda tanya tanpa titik.
menggantung.
seperti tidak akan pernah ada jawaban.
dengan logika.
tapi bisa saja, kalau dengan hati.

No comments:

Post a Comment