Mar 18, 2013

ketika mereka bertanya tentang cinta

kata tabu itu.
menyesakkan. cukup kau tahu itu.

        "belum saatnya. belum umurnya."
          dulu, terlalu belia kata mereka.
        "belum waktunya. belum usianya."
          dulu, terlalu dini untuk mengenal.

kini, anak kecil itu bertanya.
makna sebuah kata. seperti yang dulu terucap oleh mulutku.
         lagi-lagi ku bilang, "nanti kau akan merasakannya sendiri."
         tapi dalam hati aku berbisik, "sesuatu yang tak dapat dijelaskan."

karena apa?
aku merasa tertipu.
mereka bilang 'indah', itu dulu.
mereka bilang 'bahagia', itu juga dulu.

         tenyata....................menyesakkan.

membuat sulit hidung mengeluarkan udara.
melilit bronkiolus hingga pompa paru-paru terasa menyiksa. sangat.

rasanya seperti seorang penjahat.
kau bisa menjadi seorang mulia. tapi kembali merutuki dengan tipu muslihat.
rasanya seperti seorang pendusta.
kau tahu rasa yang sebenarnya. namun tak bisa mengatakannya. atau memilih begitu.

           seandainya aku diperingati;
"jangan berlabuh terlalu cepat pada sebuah pelabuhan hati.
      kalau tidak kau hanya berkelana tanpa sebuah arah dan pegangan."
           dan mengenal kata-kata ini sebelum kata itu;
"jangan mendarat terlalu siang pada sebuah bandara bernama lelaki.
      kalau tidak perempuan hanya akan terbang ke khayangan, tidak sebagai bidadari."

kata tabu itu.
membuat dunia ada.
membuat kata 'sepasang' ada.
            membuat ada namanya lelaki, jatuh hati pada pandangan pertama akan seorang perempuan.
            membuat ada namanya perempuan, menaruhkan harapnya akan kesetiaan pada seorang lelaki.

mengapa tabu?
karena itu rasa yang sekelebat bercahaya.
      nyatanya menyesatkan dengan kilaunya yang terlalu silau.
mengapa tabu?
karena aku merasakannya. pernah.
      dan tidak sama seperti harapan. tidak selalu.

masih bingung?
tak usah mengerti kalau begitu.
sampai setidaknya kau merasakannya, dengan hatimu sendiri.

No comments:

Post a Comment