Oct 18, 2015

serpihan rindu yang terbuang

hamparan rindu di depan matamu itu begitu luas sayang

jaraknya tak jauh beda dengan di mana aku dan kamu berpijak

namun...
mana kalanya aku sanggup menyusurinya, jika hanya bersambut angin lalu

mana kalanya aku mampu menyebranginya jika hanya bertemu luka, lagi

dalam resah hati semakin menggerutu
bahkan mulai memaki
untuk aku segera bertemu denganmu

namun egoku begitu besar
hingga ia memeluk kedua kakiku
erat dan terasa berat
sampai sampai aku tak kuat lagi untuk melangkah

katanya, kamu akan datang di lain waktu
tapi apa daya aku ingin berjumpa sekarang

katanya, kamu meminta aku untuk menunggu
tapi apa daya aku terlalu perih untuk duduk diam dalam kecewa

pergi. biar waktu yang kembali menyembuhkan, bukan kamu

bukan pelukmu, bukan pula suaramu dari seberang sana
tapi lagi lagi waktu yang akan mengiringku memecah rindu

Feb 11, 2015

aku rindu lautan

menyapu pasir
berkali-kali dengan deburan yang entah seberapa kencang

menyapu pasir
sembari ia menghapus luka-luka
yang sempat tertulis dengan sentuhan ujung jari

aku menapaki tepiannya
tapi hanya jejak 'tuk sementara saja
karena aku akan pergi, dihapus dari memori

ombaknya semakin kencang
menerjang tepian karang yang hanya diam
menggerus serpihannya, perlahan lenyap
lenyap terbawa gelombang

seperti air mata
yang mengalir semakin deras
menghujat hati yang hanya diam
merapuh bagai kayu lapuk di pinggir pantai, perlahan hilang
hilang dibawa pasang surut air laut

di tepi itu aku pernah melukis kata
yang sempat akan kuukir di batu

namun berakhir terbuang bersama ombak

Dec 17, 2014

bukan kamu

bukan kamu yang mencintai purnama
tapi aku,
yang semalam suntuk berdiam diri
memandang langit berlapis cahaya remang

bukan kamu yang memuja terang bintang
tapi aku,
yang sepagi hari hilang ditelan rindu
kemudian malam buang semua sakit yang ada

bukan kamu yang mengharap surya
tapi aku,
hingga tak perlu lagi aku diselimuti sepi
hingga tak perlu lagi malam menjemput tangis

bukan kamu yang ada
bukan kamu yang hadir
tapi mereka,
membuat senyum terangkai di antara kesenduan
membuat senyum, yang palsu, kembali menutup suatu pedih

bukan aku yang tak ingin bahagia
tapi kali ini, sepertinya kamu
kamu yang seolah hanya ingin duka nestapa

maaf...
aku cuma seorang,
yang mencintai dari jauh,
yang memuja hanya sebatas punggungmu saja,
yang mengharap cukup dalam bunga tidur...

Mar 15, 2014

tak kenal tapi ku sayang

gadis itu terduduk diam
parasnya indah
seperti putri yang tertidur

gadis itu terduduk diam
entah apa yang berkelebat di dalam pikirnya
senyum mungilnya seperti menyembunyikan semuanya

gadis itu terduduk diam
di sudut ruang tanpa pernah terjangkau
namun seakan di kelilingi magnet yang menarikku

gadis itu terduduk diam
andai wajahnya terdongak sedikit
untuk aku dapat melihat wajahnya yang sendu
namun menenangkan

gadis itu terduduk diam
tanpa pernah aku tahu namanya
tanpa pernah aku tahu suaranya
tanpa pernah aku tahu warna matanya

gadis itu mengunci rapat mulutnya
diam dan terus diam
tenggelam dalam bisunya di sudut ruang

gadis itu hanya diam
menampakkan diri dalam memoriku
menampakkan diri akan masa lalu
akan seseorang yang tak pernah ku kenal
akan seseorang yang ingin ku kenal tapi terlambat

lambat laun gadis itu mengabur
pergi dalam bayangnya sendiri
sembari menyisakan senyum yang berkabut
lalu hanyut

Jan 24, 2014

pulang

'aku ingin terbang lepas dan kini relakan aku pulang kembali pada Sang Khalik'
kata si malaikat kecil sembari mengepakkan sayapnya


ia mengulum senyum
membawa teduh dalam bola matanya
membawa hangat pada tatapnya

tangannya yang lembut
melambai halus mengucap selamat tinggal

hatinya bersih, seperti kertas putih tanpa noda
hatinya suci, seperti tak pernah ada yang melukai

ia terus melangkah
menari-nari bersama dengan angin
ia terus terbang
mengudara bersama burung, ke sana ke mari

   hati-hati gadis,
   kau terlalu indah untuk terluka
   jangan sampai kau patahkan dua sayapmu

kau, malaikatku...
kepakkanlah
dan ku relakan kau
....pulang
bersama semua angan yang pernah dibungkus rindu

(photo by : yohannes aditya)

Jan 19, 2014

puisi mereka

air mataku menangisi hidup
hidup yang buram tak kelihatan mana ujungnya

di sana gelap, di sini pun gelap
kegelapan menyelimuti hidupku

ku rindu sangat munculnya secercah cahaya penyemangat
cahaya yang dibawa oleh malaikat tak bersayap

yang membuka jalan bagi gundah gulana dalam hidupku
yang membimbingku ke tempat indah di seberang
di mana pelangi itu menanti-nanti hadirnya jiwaku

oleh : Jennifer Vioniwinata dan Jemima Tiuris

Jan 9, 2014

suatu genangan

biarkan saja
kulihat air itu menggenang
menggenang di tepian jalan yang kutapaki

namun
jangan biarkan
aku tak ingin lihat air mata itu menggenang
menggenang di tepi pelupuk matamu