hamparan rindu di depan matamu itu begitu luas sayang
jaraknya tak jauh beda dengan di mana aku dan kamu berpijak
namun...
mana kalanya aku sanggup menyusurinya, jika hanya bersambut angin lalu
mana kalanya aku mampu menyebranginya jika hanya bertemu luka, lagi
dalam resah hati semakin menggerutu
bahkan mulai memaki
untuk aku segera bertemu denganmu
namun egoku begitu besar
hingga ia memeluk kedua kakiku
erat dan terasa berat
sampai sampai aku tak kuat lagi untuk melangkah
katanya, kamu akan datang di lain waktu
tapi apa daya aku ingin berjumpa sekarang
katanya, kamu meminta aku untuk menunggu
tapi apa daya aku terlalu perih untuk duduk diam dalam kecewa
pergi. biar waktu yang kembali menyembuhkan, bukan kamu
bukan pelukmu, bukan pula suaramu dari seberang sana
tapi lagi lagi waktu yang akan mengiringku memecah rindu