sirine itu berbunyi.
masa masih saja kau menuju ke sana?
lari.
tinggalkan.
pergilah!
se
ge
ra.
mereka berkata demikian.
tapi aku memilih tetap.
dengan memberhentikan kaki, asal kau tahu saja,
dengungnya sama akan tetap mengiang.
hey kau, mereka datang.
mendekat, dengan senjata di tangannya.
masih mau berdiam diri?
kabur.
sembunyi.
hilanglah!
se
ge
ra.
tapi aku masih menentang.
sok berani boleh dikata,
aku tak mau mundur, ingin pengakuan. itu saja.
hey, bodoh!
kau cari mati?
mati? tanda tanya segera berterbangan di atas kepalaku.
mungkin.
bisikku dalam hati.
hey....................
katanya hampir berdesis
ini yang terakhir.
aku lelah.
kau batu. sulit diantuk.
siap-siap saja!
aku tercengang.
satu.
dua.
tiga.
em..............*DOR*
pelatuk sudah tertarik.
mati. jiwa.
tidak raga.
menanggung luka sendiri.
mungkin.
bisikku dalam hati.
hey....................
katanya hampir berdesis
ini yang terakhir.
aku lelah.
kau batu. sulit diantuk.
siap-siap saja!
aku tercengang.
satu.
dua.
tiga.
em..............*DOR*
pelatuk sudah tertarik.
mati. jiwa.
tidak raga.
menanggung luka sendiri.
No comments:
Post a Comment