awan setia menemani langit
meski dalam saatnya ia bisa menangis
dan mengeluarkan getar pertengkarannya
embun tak perlu berwarna
namun daun tetap jatuh hati padanya di tiap pagi
senja, ia bersemu malu
kala mentari menyambu kedatangannya
dan bintang takkan beranjak
sekalipun rembulan hanya menghampirinya malam hari
ia masih dan tetap menunggu
layaknya kembang hadir merekah
memberi senyuman terindahnya
pada lebah yang berdengung
salju tak pernah mengingkari janjinya
pada hujan dan angin musim dingin
untuk menyelimutinya dalam kebekuan
danau menantikan hangat peluk dan cumbuan sungai
yang mengalir, bermuara, untuk bersua
bagai gunung yang diam, tenang
menemani mereka yang menumpangi punggungnya
namun ketika ia lelah, amarahnya akan meletup
berpegang tangan pada gemuruh bumi
tapi langit akan adil terhadap naungannya
selama mereka masih setia
selama mereka masih percaya
kamu manusia, sepasang demi sepasang
masing-masing telah tercipta 'tuk menyaksikannya
alam yang berbicara mengenai cinta yang sesungguhnya...